Koramil Kembaran Gelar Pentas Kesenian Tradisional

Koramil Kembaran Gelar Pentas Kesenian Tradisional

MEDIA INFORMASI
Thursday, September 29, 2022

Banyumas –  Kuda Lumping yang juga disebut jaran kepang atau jathilan adalah tarian tradisional Jawa. Keunikan dari kesenian tari ini yaitu adanya unsur mistis. Biasanya para penari mengalami kesurupan, kemudian melakukan atraksi kekebalan dan kekuatan tubuhnya serta kesenian ini merupakan budaya leluhur.


Dalam rangka memperingati HUT TNI ke 77 Tahun 2022, serta untuk melestarikan budaya, Koramil 06/Kembaran menggelar kesenian kuda kepang/ebeg oleh Paguyuban Ebeg Banyumas Krida Muda Utama, pimpinan bapak Harsoni, di Lapangan sepak bola Desa Pliken Kecamatan Kembaran Kabupaten Banyumas yang dihadiri oleh Forkopimcam Kembaran. Kamis 29/09/2022.

Pada kesempatan itu Danramil 06/Kembaran Kapten Inf Rasto mengutarakan bahwa budaya leluhur seni kuda lumping ini harus tetap dilestarikan, kami gelar ini dalam rangka memperingati HUT TNI ke 77 tahun 2022 yang jatuh pada tanggal 5 Oktober nanti.

Saya mengucapkan banyak terimakasih kepada Bapak Omar Udaya, S.STP., M.Si. Camat Kembaran, AKP Beny Timor Prasetyo, S.H., M.H., Kapolsek Kembaran beserta jajaran, bapak Harjito SH., Kades Pliken, pimpinan grup ebeg se kecamatan Kembaran serta para pemain ebeg dan penonton atas terselenggaranya kegiatan ini dengan baik.


Pagelaran kuda lumping atau ebeg ini semata-mata untuk kita melestarikan budaya dari leluhur agar kesenian tradisional ini tetap ada dan tidak punah dengan berkembangnya jaman, saya sungguh terkesan ternyata pemain dari kuda lumping ini ada juga yang perempuan.

Menurut cerita sejarah, tari kuda lumping menggambarkan kisah perjuangan Raden Patah, yang dibantu oleh Sunan Kalijaga. Versi lain juga menyebutkan bahwa, tarian ini mengisahkan tentang perang pasukan Mataram yang dipimpin Sultan Hamengku Buwono I, Raja Mataram, untuk menghadapi pasukan Belanda.

Jangan lupa nanti tanggal 30 September agar masyarakat mengibarkan bendera setengah tiang , kemudian tanggal 1 Oktobernya mengibarkan bendera penuh, untuk memperingati hari Kesaktian Pancasila, ingat bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah. Pungkasnya. (AuL).